今回は世界的に特異な日本人の宗教意識や宗教文化について書いてみました。後半に日本語訳も書いています。
関連:Apa yang harus dimakan bagi umat Islam dari Indonesia di Jepang?(日本でムスリムは何を食べるべきか?)
関連:作文練習に関する過去記事
Mengapa Orang Jepang Mengambil Budaya Agama Lain dengan Aneh?
Menurut berita, hari Natal yang lalu, pohon Natal dengan hiasan Tanabata mulai menjadi pembicaraan di Jepang. Memang pohon Natal menaruh hiasan, tapi tidak dengan cara apapun tergantung hiasan Tanabata yang ditulis sesuai keinginannya.
Festival Tanabata adalah perayaan yang berasal dari sebuah legenda di Cina. Rumpun bambu dihiasi kertas origami atau kertas berwarna dan diletakkan di halaman. Orang Jepang percaya bahwa keinginan yang ditulis di kertas pada bambu itu akan terkabul.
Juga, hiasan yang memperlihatkan Sinterklas disalibkan di kayu salib juga menjadi topik. Ini pada awalnya adalah Yesus Kristus yang disalibkan di kayu salib, bukan Santa Claus.
Mengapa orang Jepang mengambil budaya agama lain dengan aneh dan merayakannya bersama seluruh umat manusia terlepas dari agama mereka sendiri? Sebagai salah satu teori, kesadaran beragama mayoritas Jepang dan komersialisme di Jepang diyakini menjadi alasan. Umumnya, agama Jepang dikatakan Shinto / Buddhisme / non agama. Tapi, sebenarnya, ini mendekati animisme yang menganggap segala sesuatu bersifat keilahian.
Dengan ide itu, dewa-dewa agama lain dianggap sebagai salah satu dari beberapa dewa, salah satu peserta animisme. Secara historis, tidak ada sejarah konflik agama besar-besaran yang berbeda di Jepang. Setelah Perang Dunia Kedua, pendidikan agama dikecualikan dari sekolah oleh prinsip pemisahan agama dan negara. Selain itu, oleh karena gerakan agama baru Jepang seperti Aum Shinrikyo yang melaksanakan serangan gas sarin di kereta bawah tanah Tokyo, masyarakat Jepang meresa penolakan terhadap keseluruhan agama.
Karena kesadaran religius semacam itu, mayoritas orang Jepang memiliki pemahaman dan minat yang rendah terhadap agama lain, terkadang menimbulkan kesalahpahaman yang tidak disengaja.
Pengaruh komersialisme Jepang, terutama iklan dan media Jepang juga mengubah kesadaran agama orang Jepang yang besar. Industri media periklanan telah menciptakan banyak tren dalam sejarah Jepang modern dan memindahkan orang. Mereka menggunakan apapun yang menghasilkan uang dan menafsirkan acara dengan mudah. Oleh karena itu, pengetahuan yang salah tentang agama yang ditanamkan di seluruh masyarakat.
Dengan demikian kesadaran agama Jepang dan komersialisme mempengaruhi budaya keagamaan Jepang. Dengan dua latar belakang ini, seperti pada Natal tersebut, budaya religius Jepang menjadi aneh.
最近のニュースによると、この前のクリスマスに、七夕の短冊をつけたクリスマスツリーが日本で話題になった。クリスマスツリーには確かに飾りを付けるが、断じて自分の願い事を書いた短冊を吊るすものではない。そもそも七夕とは、中国由来の伝統的な風習である。七月七日に自分の願い事を色付きの短冊に書いて笹の葉に吊るして祈る。また、サンタクロースを十字架に磔にした飾りも話題になった。十字架に磔にされるのは本来はイエスキリストであって、サンタクロースではない。
なぜ日本人はこのように他の宗教の文化を奇妙に取り入れ、さらに自分が信仰する宗教に関わらず国民全体で祝うのだろうか?一説として、日本人の宗教意識と商業主義が考えられる。
一般的な日本人の宗教は神道・仏教・あるいは無宗教と言われるが、実態としては、万物に神性があると見なすアニミズムに近い。そして、他宗教の神々も数ある神々の一つ、参加者の1人としてみなされる。そのため固定した教典はなく、また、戦後の政教分離原則により、普通は学校で宗教教育を受ける機会はない。大規模な宗教対立の歴史もなかった。さらに、地下鉄サリン事件を起こしたオウム真理教のようなカルト宗教によって、国民には宗教全体に対する忌避感が生まれた。このような宗教意識のため、日本人は他宗教に対する理解や興味も低く、時々不幸な勘違いが生じる。
また、日本の商業主義、特に日本の広告やメディアの影響も大きい。広告メディア業界は近代の日本の歴史において数々の流行を作り出し人々を動かしていった。彼らはお金になるものは何でも利用し、出来事を都合よく解釈する。そのため、宗教に関する誤った知識が国民全体に植え付けられた。
このように日本の宗教意識と商業主義は日本人の宗教文化に影響を与えた。この2つの背景によって、例のクリスマスのように日本の宗教文化は奇妙になった。
関連:インドネシア人(特にジャワ人)とのコミュニケーションにおける注意点
ツイート
<トップページに戻る>
0 件のコメント:
コメントを投稿